“Selanjutnya akan datang suatu
kekhalifahan yang berjalan di atas manhaj
kenabian” (H.R. Ahmad)
Daftar isi:
Pengantar 1
Kebangkrutan Finansial 2
AS tidak lagi Adi Daya 5
Dunia Membutuhkan Khilafah 10
Penutup 14
Pengantar
Pada 8 Oktober 2005, di hadapan rakyat
Amerika Serikat, Presiden George W Bush
mengungkapkan kekhawatirannya atas kebangkitan
Islam yang terbentang dari Spanyol hingga Indonesia.
Kebangkitan yang sangat ditakuti itu adalah tegaknya
sistem Islam yang mengatur dan mengurus kaum
muslim dengan aturan-aturan dan hukum Allah SWT.
Bush mengatakan:
“The militants believe that controlling one country will
rally the Muslim masses, enabling them to overthrow
all moderate government in the region, and establish a
radical Islamic empire that span from Spain to
Indonesia.”1
Tiga bulan sebelumnya, Perdana Menteri
Inggris Tony Blair menyerang kaum Muslim sedunia
dengan menyebut ajaran Islam seperti jihad dan
kesatuan ummat sebagai “ideologi jahat” (the ideology
of evil).2 Pada 6 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri
Inggris Charles Clarke di Heritage Foundation
menyatakan sikap tidak akan memberikan kesempatan
diterapkannya Syariah Islam dan tegaknya sistem
Khilafah. Clarke mengatakan:
“... there can be no negotiation about the recreation of
the Caliphate. There can be no negotiation about the
imposition of Shariah law ...”3
Cukup banyak ungkapan-ungkapan para
pemimpin Barat yang menyatakan kebencian terhadap
1 Washington Post (6/10/2005), Transcript: Bush Discusses War on Terrorism,
http://www.washingtonpost.com/wpsrv/
politics/administration/bushtext_100605.html
2 Hizb ut-Tahrir Britain (14/07/2005), What is the 'ideology of evil' that Blair
wishes to uproot?, http://www.hizb.org.uk/hizb/resources/issuesexplained/
what-is-the-ideology-of-evil-that-blair-wishes-to-uproot.html
3 The Right Honorable Charles Clarke, M.P, Contesting the Threat of Terrorism,
Heritage Foundation (21/10/2005),
http://www.heritage.org/research/homelandsecurity/hl902.cfm
2
Islam dan upaya mereka untuk menenggelamkan Islam.
Karena itulah Barat melakukan war on terror,
menundukkan penguasa negeri-negeri muslim, dan
meliberalkan agama yang telah dipeluk ummat.
Namun upaya tersebut sia-sia. Sebab di balik
propaganda mereka terhadap Islam, Barat melupakan
kerapuhan ideologi Kapitalisme. Kapitalisme yang
dibangun dengan asas Sekularisme merupakan ideologi
yang bersifat self-destructive (menghancurkan dirinya
sendiri).
Kebangkrutan Finansial
Dua tahun setelah serangan opini Bush-Blair
terhadap Syariah dan Khilafah, sistem keuangan AS dan
Inggris menghadapi goncangan berat. Pertengahan
2007 perekonomian AS dan negara-negara Barat mulai
menghadapi masa suram dengan krisis kredit (credit
crunch) yang menelan kerugian ratusan milyar dollar
dan menyebabkan kebangkrutan korporasi finansial.
Pada permulaan tahun 2008 Bank Dunia
memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia melambat
dan terjadinya kegentingan pasar kredit di negaranegara
maju. Kondisi kegentingan ini menenggelamkan
indeks bursa efek dunia ke tingkat yang paling rendah
sejak 2001.4
Selama Januari 2008, pasar modal dunia
kehilangan nilai kapitalisasinya sebesar US$ 5,2 trilyun5
atau Rp 49.400 trilyun. Kerugian ini setara dengan 54
kali penerimaan APBN-P Indonesia 2008.
Meskipun dana trilyunan dollar telah
digelontorkan oleh bank sentral Barat termasuk Jepang,
4 BBC News (16/09/2008), Timeline: Global Credit Crunch,
http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/7521250.stm
5 China Daily (10/2/2008), World bourses lost $5.2 trillion in January - S&P index
division, http://chinadaily.com.cn/world/2008-02/10/content_6447484.htm
3
dan bank yang bangkrut telah dinasionalisasi, krisis
kredit tidak dapat dihentikan. IMF memperkirakan
potensi kerugian krisis kredit (credit crunch) mencapai
US$ 1 trilyun (Rp 9.500 trilyun) atau lebih.6 Dalam
laporan terbaru Asian Develpoment Bank (ADB),
kerugian akibat krisis global pada tahun 2008 ditaksir
mencapai US$ 50 trilyun.7
Pada tahun lalu, IMF menyatakan krisis kredit
telah membawa AS kepada goncangan krisis keuangan
yang terbesar sejak Depresi besar (Great Depression)
1929.8 Krisis ini juga menghantam ekonomi dunia
dengan “pukulan” yang cuku berat. Dalam outlook
ekonomi dunia 2009, Bank Dunia meyakini pertumbuhan
ekonomi minus. Penciutan ekonomi dunia ini adalah
yang pertama sejak Perang Dunia II setengah abad
silam.9
Kini perhatian dunia terpusat ke pasar modal.
Indikator-indikator finansial menunjukkan suasana yang
kelam bagi negara-negara dunia khususnya Amerika
Serikat. Kebangkrutan besar-besaran sedang berjalan.
Tidak hanya melanda AS tapi juga seluruh dunia
khususnya Eropa dan Jepang.
Bangkrutnya Lehman Brothers (10/09/2008)
dengan nilai kerugian US$ 3,9 milyar menyeret
kehancuran perusahaan asursansi terbesar AS American
International Group (AIG). Kebangkrutan ini
menimbulkan efek berantai. Para investor tidak percaya
lagi dengan ketangguhan sistem keuangan AS. Hal ini
6 Ibid.
7 Bloomberg (9/3/2009), Global Financial Assets Lost $50 Trillion Last Year, ADB
Says,
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aZ1kcJ7y3LDM.
8 Guardian (09/04/2008), IMF Says US Crisis is ‘Largest Financial Shock Since
Great Depression’,
http://www.guardian.co.uk/business/2008/apr/09/useconomy.subprimecrisis
9 Bloomberg (9/3/2009), Global Economy to Shrink First Time Since WWII, World
Bank Says,
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601087&sid=an9H8wvW.yNI&ref
er=home.
4
menyebabkan penjualan besar-besaran surat-surat
berharga di pasar modal Wall Street. Akibatnya
kejatuhan pasar modal Amerika berimbas pada
kejatuhan pasar modal di seluruh dunia. Rata-rata pasar
modal dunia kehilangan nilai antara 30% hingga 60%
dalam satu tahun terakhir.10
Krisis pasar modal semakin memperparah
krisis kredit. Trilyunan dollar AS dikucurkan hanya untuk
menunda waktu kebangkrutan. Bukan untuk
menyelesaikan masalah. Kapitalisme yang sangat
membenci intervensi negara dalam perekonomian
(laissez faire) terpaksa menasionalisasi korporasi
finansial dan membayar hutang swasta (bail out) secara
besar-besaran. Dengan ini Kapitalisme terpaksa
melacurkan ideologinya.
Di AS, pemerintahan Bush memaksa rakyat
Amerika membayar hutang-hutang perbankan sebesar
US$ 700 milyar atau setara Rp 6.650 trilyun. Hutang
yang tentunya tidak pernah dilakukan dan dinikmati
rakyat. Tidak hanya itu, Bush juga menambah beban
rakyat dengan program rekapitalisasi perbankan senilai
US$ 250 milyar (Rp 2.375 trilyun) dan pembelian asetaset
bank US$ 100 milyar (Rp 950 trilyun). Semuanya
harus didanai rakyat AS untuk membayar keserakahan
para investor. Belum lagi dana US$ 900 milyar (Rp
8.550 trilyun) yang digelontorkan bank sentral AS The
Federal Reserve untuk melakukan intervensi pasar, yang
pasti dapat memicu inflasi.11 Di era pemerintahan
Obama sekarang, AS kembali mengeluarkan paket
stimulus senilai US$ 787 miliar yang mengakibatkan AS
tenggelam dalam defisit APBN yang “terlalu dalam”.12
10 Hidayatullah Muttaqin, Krisis Berulang-Ulang: Ada Apa dengan Pasar Global?,
Jurnal Ekonomi Ideologis (15/10/2008), http://www.jurnalekonomi.
org/2008/10/15/krisis-berulang-ulang-ada-apa-dengan-pasar-global
11 Financial Times, Government Interventions to Stem the Financial Crisis.
12 Jurnal Ekonomi Ideologis (19/3/2009), Amerika Serba Defisit, http://jurnalekonomi.
org/2009/03/19/amerika-serba-defisit/.
5
Amerika tidak Lagi Adi Daya
Krisis kredit yang melahirkan krisis finansial
secara lebih luas telah menggerogoti status AS sebagai
negara adidaya. Hal ini diakui kandidat wakil presiden
partai Demokrat Joe Biden yang menyatakan krisis
finansial menggerogoti kemampuan AS dalam
memberikan pinjaman kepada negara-negara lain.13
Padahal selama ini hutang telah menjadi senjata utama
AS di luar metode perang untuk menundukkan negaranegara
lain.
Seruan AS agar dunia bersatu menghadapi
krisis finansial pun ditolak. Jerman dan negara-negara
anggota G-7 lainnya menolak permintaan AS untuk
memborong saham-saham bank bermasalah akibat
krisis kredit. Jerman mengecam sistem keuangan dunia
yang didominasi AS dan Inggris.14 Di hadapan parlemen
Jerman, Menteri Keuangan Peer Steinbrueck
menyatakan AS akan kehilangan statusnya sebagai
negara superpower dalam sistem keuangan global.15
Nampak sekali posisi politik ekonomi dunia
sedang tarik menarik antara negara-negara besar yang
tidak menginginkan AS kembali mendominasi sistem
keuangan dunia, dan upaya AS untuk mempertahankan
hegemoninya. Kekuatan ekonomi dunia yang terhimpun
dalam G-20 akhirnya bukan ajang untuk menyelesaikan
krisis global tetapi menjadi tempat perdebatan
perebutan hegemoni ekonomi dunia.
13 Kompas (04/10/2008), Posisi AS sebagai “Superpower” Terancam Punah.
14 Deutsche Welle (22/09/2008), Jeman Tolak Paket Bantuan ala AS,
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3663789,00.html
15 Market Watch (25/09/2008), U.S. losing financial superpower status:
Steinbrueck, http://www.marketwatch.com/news/story/us-lose-financialsuperpower-
status/story.aspx?guid={AAD822C1-BC7E-4178-9BFEF9A8C897D209}
6
Sebelum krisis finansial separah September-
Oktober tahun ini, sekitar akhir Maret, Presiden Brazil
Luiz Inacio Lula da Silva menelpon Bush dan
menyatakan kecamannya terhadap kelaliman AS dalam
perekonomian dunia. Ia mengatakan: “Begini ya nak,
Negara Brazil selama 26 tahun tidak mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dan saat ini kami
sudah mulai tumbuh. Sekarang kamu menginginkan kita
menghambatnya? Urusi saja krisismu sendiri!”.16
Dalam sidang Majelis Umum PBB akhir bulan
lalu, para pemimpin dunia menyatakan kejengkelannya
terhadap Amerika, karena krisis finansial AS
mengancam kesinambungan perekonomian negara
mereka. Dunia telah beropini AS dengan sistem
Kapitalismenya telah menjadi sumber malapetaka.
Mantan pejabat Departemen Keuangan AS, Brad Setser
menyatakan krisis telah mengubah persepsi dunia dan
merusak kredibelitas AS. ”Jelas, ini adalah sebuah hal
mengejutkan dan juga menggoyahkan posisi AS di
dunia,” katanya.17
Pada 24 September, Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad menyatakan dalam Sidang Majelis Umum
PBB bahwa dominasi Amerika Serikat akan segera
selesai. "Kerajaan Amerika di seluruh dunia sudah
mendekati ujung jalan. Dan AS harus membatasi
intervensinya militernya di luar kewenanangannya," kata
Ahmadinejad.18 Dua minggu kemudian Ahmadinejad
menyatakan krsisis finansial sebagai akhir Kapitalisme.19
16 Okezone (28/03/2008), Presiden Brazil: Bush, Urusi Krisis AS sendiri,
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/28/213/95394/pres
iden-brazil-bush-urusi-krisis-as-sendiri
17 Kompas (04/10/2008), Posisi AS sebagai “Superpower” Terancam Punah.
18 Okezone (24/09/2008), Ahmadinejad: Dominasi Amerika Segera Berakhir,
http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/24/18/148871/
ahmadinejad-dominasi-amerika-segera-berakhir
19 Antara (16/10/2008), Iran Sambut Krisis Finansial Global Sebagai "Akhir
Kapitalisme", http://antara.co.id/arc/2008/10/16/iran-sambut-krisis-finansialglobal-
sebagai-akhir-kapitalisme/
7
Pada 25 April 2008, di CNBC Peraih Nobel
Ekonomi 2001, Joseph Stigliz sudah menyatakan AS
memasuki era ekonomi yang paling buruk sejak Depresi
Besar 1929. Resesi yang panjang.20 Martin Feldstein
Ekonom Universitas Harvard yang juga Presiden Biro
Nasional Riset Ekonomi AS (NBER), pada pertengahan
Maret 2008 menilai ekonomi AS telah memasuki resesi
yang paling parah sejak Perang Dunia II.21
Washington Post edisi 10 Oktober 2008
menurunkan sebuah artikel yang berjudul The End of
American Capitalism? Artikel yang ditulis oleh Anthony
Faiola tersebut mengutip pemikiran Joseph Stigliz.
Stigliz memperingatkan negara-negara yang selama ini
mengagumi model ekonomi Kapitalisme Amerika harus
siap menghadapi kehancuran ekonomi. Kabangkrutan
dan nasionalisasi parsial sejumlah bank di AS,
merupakan tanda-tanda kematian sistem Kapitalisme
AS. Stigliz mengatakan:
"People around the world once admired us for our
economy, and we told them if you wanted to be like us,
here's what you have to do -- hand over power to the
market... The point now is that no one has respect for
that kind of model anymore given this crisis. And of
course it raises questions about our credibility.
Everyone feels they are suffering now because of us."
Tumpukan hutang negara menjadikan AS
sebagai dengan dengan bangunan yang “lebih besar
pasak daripada tiang.” Dalam dua tahun terakhir
sebelum kebijakan bail out, hutang negara meningkat
11,74%. Di Awal 2008 hutang pemerintah mencapai
US$ 9,210 trilyun sedangkan tahun 2006 hutang AS
sudah menggunung sebesar US$ 8,451 trilyun. Saat ini
hutang pemerintah Federal Amerika sudah berada di
20 CNBC (25/04/2008), Nobel Winner Stiglitz: U.S. Facing Long Recession,
http://www.cnbc.com/id/24311464
21 Hidayatullah Muttaqin, Goncangan Pasar Global dan Urgensi Khilafah, Jurnal
Ekonomi Ideologis (24/06/2008), http://jurnalekonomi.
org/2008/06/24/goncangan-pasar-global-dan-urgensi-khilafah/
8
angka US$ 10,843 trilyun. Sedangkan hutang AS secara
keseluruhan mencapai 350% PDB.22
Pada masa Bush, setiap tahun APBN AS
mengalami defisit khususnya akibat kebijakan war on
terror. Dalam APBN 2008, keuangan negara defisit US$
239 milyar (Rp 2.270,5 trilyun).23 Peraih Nobel ekonomi
2001, Joseph Stigliz memperkirakan biaya perang Irak
sudah mencapai US$ 3 trilyun dan bisa membengkak
menjadi US$ 5 trilyun atau setara Rp 47.500 trilyun.24
Sebuah angka sia-sia yang menyebabkan terbunuhnya
sekitar 1,2 juta rakyat Irak.25
Sedangkan di bawah kepemipinan Presiden
Barack Obama, defisit APBN AS tahun 2009 diperkirakan
mencapai US$ 1,75 trilyun atau sekitar 48,61% rencana
pendapatan APBN dan 12,3% PDB. Defisit ini juga
membawa hutang publik AS ke tingkat yang sangat
parah, yakni 76,01% dari nilai PDB AS.
Kondisi terakhir sektor riil AS
menggambarkan semakin suramnya masa depan
Amerika. Tingkat pengangguran di AS hingga Februari
2009 membengkak menjadi 8,1%. Ini adalah tingkat
pengangguran terparah sejak 1983, di mana saat ini
lebih dari 500 ribu orang setiap bulannya di-PHK. Sejak
resesi menimpa AS pada Desember 2007, negara
adidaya tersebut telah kehilangan 4,4 juta lapangan
kerja bagi warganya, di mana separu dari jumlah PHK
22 Jurnal Ekonomi Ideologis (27/2/2009), Hai Obama, Amerika tidak akan
Sembuh dengan Retorika!, http://jurnal-ekonomi.org/2009/02/26/hai-obamaamerika-
tidak-akan-sembuh-dengan-retorika/.
23 The U.S. Government (2008). MID-SESSION REVIEW: Budget of The U.S.
Government Fiscal Year 2008. Lihat juga Hidayatullah Muttaqin, Goncangan
Pasar Global dan Urgensi Khilafah, Jurnal Ekonomi Ideologis (24/06/2008),
http://jurnal-ekonomi.org/2008/06/24/goncangan-pasar-global-dan-urgensikhilafah/
24 Bloomberg (01/03/2008), Economist Stiglitz Says Iraq War Costs May Reach
$5 Trillion ,
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601087&sid=acXcm.yk56Ko&refe
r=home
25 Just Foreign Policy, http://www.justforeignpolicy.org/iraq/iraqdeaths.html
9
terjadi dalam 4 bulan terakhir. Dan pada kuartal ke-4
2008 pula ekonomi AS menciut 6,%.26
Pada tahun 2007, menurut Departemen
Pertanian AS terdapat 36 juta rakyat Amerika yang
memiliki penghasilan tidak memadai untuk membeli
kebutuhan pangannya. Sedangkan jumlah orang miskin
pada tahun tersebut dengan standar nasional AS
mencapai 37,3 juta orang atau 12,5% dari jumlah
penduduk.27
Dalam laporan The State of America’s
Children 2008, jumlah anak-anak yang hidup dalam
kemiskinan juga bertambah hampir setengah juta pada
tahun lalu menjadi 13,3 juta anak-anak. Artinya 18%
anak-anak Amerika terkatagori miskin. Dari jumlah
tersebut 5,8 juta di antaranya atau 7, 8% populasi
anak-anak masuk ke dalam kriteria kemiskinan
ekstrim.28
Berdasarkan data-data tersebut, AS bagaikan
negara yang sedang menuju kematian. Sistem
Kapitalisme telah menyebabkan negara dengan
penduduk terbanyak ke tiga dunia tersebut hidup di atas
tumpukan hutang. Kekuatan militernya juga bertumpu
pada hutang. Hanya tinggal masalah kepercayaan
(trust) dunia saja yang masih membuat AS bertahan
hidup. Kepercayaanlah yang membuat negara-negara
dunia masih menerima dollar Amerika Serikat sebagai
alat transaksi. Karena kepercayaan itu pula para
investor dari seluruh dunia masih mau membeli surat
hutang yang diterbitkan pemerintah AS untuk
membiayai APBN.
26 Jurnal Ekonomi Ideologis (7/3/2009), Amerika Semakin Suram, http://jurnalekonomi.
org/2009/03/07/amerika-semakin-suram/.
27 Adrianne Appel, Inter Press Service News Agency (29/1/2009), ECONOMY-US:
Poverty Safety Nets Fraying Nationwide,
http://ipsnews.net/news.asp?idnews=45595.
28 Children’s Defense Fund (November 2008), Children in the United States,
http://www.childrensdefense.org/child-research-data-publications/data/statedata-
repository/cits/children-in-the-states-2008-all.pdf.
10
Jika negara-negara anggota OPEC mengubah
alat pembayaran transaksi minyak dari dollar AS ke
mata uang lain atau dalam bentuk mata uang riil seperti
emas dan perak, maka AS benar-benar terpuruk dalam
kehancuran. Atau jika negara-negara di dunia
memandang mata uang dollar AS tidak memiliki nilai
yang kuat sehingga mereka tidak menerima
pembayaran impor Amerika dengan dollar, maka negara
ini tidak akan dapat menghidupi dirinya lagi. Sebab
selama ini Amerika mengimpor barang dari seluruh
dunia melebihi kekuatan ekonominya sendiri dengan
mengandalkan pencetakan mata uang dollar.
Jika negara-negara pemberi pinjaman
menarik dananya dari obligasi pemerintah federal
Amerika, maka niscaya AS tidak akan mampu
membayarnya. Hutang terbesar Amerika terhadap
Jepang mencapai US$ 571,2 milyar, terhadap China US$
405,5 milyar, terhadap Inggris US$ 299,7 milyar,
terhadap Brazil US$ 128,8 milyar, dan negara-negara
pengekspor minyak mencapai US$ 126,7 milyar.29
Dunia Membutuhkan Khilafah
Kapitalisme telah kehilangan moral untuk
menyatakan dirinya sebagai ideologi yang benar dan
mampu mengangkat kesejahteraan manusia. Sebab
ditinjau dari aspek manapun Kapitalisme merupakan
ideologi yang bangkrut. Baik dilihat dari sisi asas
sekularisme yang menenggelamkan fitrah manusia
untuk beragama dan beribadah dengan benar kepada
Allah SWT, maupun dari aspek kekinian. Aspek kekinian
sudah menggambarkan negara pimpinan Kapitalisme
sudah berada dalam proses kebangkrutan. Sedangkan
aspek kemanusiaan secara global menunjukkan betapa
jahatnya ideologi ini terhadap umat manusia.
29 Economy in Crisis, Foreign Financing of US Government Debt,
www.economyincrisis.org.
11
Secara konsep ideologi ini di samping batil
dari sisi Islam, juga batal dengan adanya intervensi
pemerintah membailout dan merekapitalisasi perbankan
di negara-negara Barat.
Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy
menyatakan era sistem yang tanpa regulasi telah
berakhir.30 Ide free market dan laissez faire dalam
ideologi Kapitalisme benar-benar mengalami kebuntuan
sejarah.
Perdana Menteri Inggris Gordon Brown
menyatakan perlunya sistem keuangan global yang baru
untuk mengganti sistem Bretton Woods yang sudah 64
tahun tegak.31 Negara-negara Kapitalis dan para
pendukungnya harus jujur mengakui kebangkrutan ide
Kapitalisme sehingga tidak layak sistem ini
dipertahankan.
Dalam aspek kemanusian, selama satu abad
terakhir Kapitalisme berkuasa umat manusia semakin
menderita. Kemajuan teknologi tidak memiliki manfaat
yang cukup banyak untuk mengangkat harkat
kemanusiaan ke tingkat yang lebih baik. Justru teknologi
dijadikan senjata pemusnah massal dan alat untuk
menguasai sumber daya alam negara-negara dunia
ketiga.
Situasi kemanusiaan global memperlihatkan
hampir separo penduduk dunia (3 milyar jiwa) hidup
dengan pengeluaran sehari di bawah US$ 2,5 dan 80%
umat manusia hidup di bawah US$ 10 per hari.
Sebanyak 80% penduduk dunia tinggal di negaranegara
dengan tingkat kesenjangan yang sangat lebar.
40% penduduk termiskin dunia hanya dapat
30 Euobserver dalam Business Week (29/09/2008), France: Laissez-Faire
Capitalism is Over,
http://www.businessweek.com/globalbiz/content/sep2008/gb20080929_019959.
htm
31 Telegraph (15/10/2008), Gordon Brown demands global financial regulator,
http://www.telegraph.co.uk/finance/financetopics/financialcrisis/3204879/Gordo
n-Brown-demands-global-financial-regulator.html
12
menghasilkan 5% pendapatan total dunia. Sedangkan
20% penduduk terkaya dunia menghasilkan pendapatan
¾ dunia. Menurut UNICEF, 26.500 – 30.000 anak-anak
dunia setiap harinya mati karena kemiskinan. 80%
produksi pangan dunia habis dikonsumsi 20% orang
terkaya dunia.32
Kapitalisme membuktikan dirinya sebagai
ideologi yang tamak. Sebab sistem ini mendorong
segala motif perbuatan dilakukan atas dasar ketamakan
(profit oriented) sehingga nilai-nilai kemanusian pun
hampir hilang apalagi nilai-nilai ruhiyah. Peraih Nobel
Ekonomi dari Banglades, Muhammad Yunus menyatakan
ketamakan Kapitalisme menjadi bahan bakar
Kapitalisme. Ketamakan ini pula yang menyebabkan
Kapitalisme mengadopsi riba dan judi sebagai basis
transaksi ekonomi. Akibatnya sistem keuangan dunia
telah berubah menjadi kasino.33
Krisis finansial AS menunjukkan sistem
Kapitalisme mengeksploitasi orang-orang miskin
Amerika sebagai sumber keuntungan. Orang-orang
miskin diberikan pinjaman untuk memiliki rumah (kredit
subprime mortgage) dengan bunga yang tinggi sehingga
sudah pasti mereka akan sangat kesulitan membayar
cicilannya. Hutang-hutang orang miskin itu pun
kemudian diperdagangkan di pasar modal sehingga
nilainya menggembung (bubble) 15 kali lipat dari nilai
hutang sebenarnya. Penggembungan hutang inilah yang
menjadi sumber keuntungan para investor pasar modal.
Penggembungan hutang ini juga yang menjadi sumber
malapetaka AS ketika orang-orang miskin AS yang tidak
mampu melunasi hutangnya sangat banyak jumlahnya.
Kematian Kapitalisme sudah di ambang mata.
Inilah yang menjadi kegalauan para pemimpinan Barat
32 Global Issues (03/09/2008), Poverty Facts and Stats,
http://www.globalissues.org/article/26/poverty-facts-and-stats.
33 Spiegel Online (10/10/2008), 'Capitalism Has Degenerated into a Casino'
http://www.spiegel.de/international/business/0,1518,583366,00.html
13
sehingga mereka menyatakan kekhawatirannya
terhadap Islam, khususnya Islam yang diformalisasikan
menjadi institusi dan perundang-undangan.
Pada akhir 2004, National Intellligende
Council (NIC) Amerika Serikat mengeluarkan sebuah
dokumen yang berjudul Mapping the Global Future:
Report of the National Intelligence Council's 2020
Project. Dalam dokumen tersebut, NIC menyatakan
kemungkinan munculnya Khilafah yang menjadi institusi
kaum Muslim sedunia.34
Seiring dengan kekhawatiran Barat terhadap
Islam, ghirah kaum Muslim untuk menjadikan Islam
sebagai sumber nilai dan tata aturan hidup semakin
nampak. Sebuah polling di enam negara Arab yang
hasilnya dipublikasikan 9 November 2005 menunjukkan
keinginan diaplikasikannya Syariah Islam dalam
kegiatan bisnis.35 Pada 29 Januari 2007, koran Inggris
Guardian mempublikasikan hasil polling yang
menyatakan semakin banyak kaum muda Islam yang
ingin kembali ke Syariah.36
Kemudian Universitas Maryland
mengeluarkan laporan yang berjudul Muslim Public
Opinion on US Policy, Attacks on Civilians and al-Qaeda.
Laporan ini merupakan hasil jajak pendapat di empat
negeri Muslim, yaitu Maroko, Mesir, Pakistan, dan
Indonesia yang dilakukan antara 9 Desember 2006
hingga 15 Februari 2007. Hasilnya 65,2% kaum Muslim
menginginkan bersatunya seluruh umat Islam di dalam
satu institusi Khilafah.37 Polling terbaru di Indonesia
34 NIC (2004), Mapping the Global Future: Report of the National Intelligence
Council's 2020 Project,
www.globalsecurity.org/intell/library/reports/2005/nic_globaltrends2020_s3.htm
#scen
35 Arab News (10/11/2005), Poll Supports Application of Shariah in Business,
http://www.arabnews.com/?page=4§ion=0&article=72959&d=10&m=11&y
=2005
36 Guardian (29/01/2007), More young Muslims back sharia, says poll,
http://www.guardian.co.uk/uk/2007/jan/29/thinktanks.religion
37 Andrew G. Bostom, The Muslim Mainstream and the New Caliphate, American
Thinker (27/04/2007),
14
yang dilakukan oleh Roy Morgan Research antara Juli
2007 hingga Maret 2008 menggambarkan mayoritas
muslim Indonesia menginginkan diterapkannya Syariah
Islam. 38
Dunia Islam sekarang mulai menggeliat.
Mereka menginginkan hidup mulia dalam naungan
Islam. Yaitu sistem Khilafah. Khilafah merupakan satusatunya
sistem pemerintahan yang sukses selama 1.300
tahun mengayomi dan mensejahterakan kehidupan
umat dengan hukum-hukum Allah SWT.
Penutup
Khilafah adalah sistem warisan Nabi
Muhammad SAW untuk menjaga kehidupan kaum
Muslim, menegakan Syariah, dan menyebarkan rahmat
Allah ke seluruh penjuru dunia. Para ulama dan imam
mazhab bersepakat akan kewajiban mengangkat
seorang khalifah yang memimpin umat dan menerapkan
hukum-hukum Allah.
Dengan Khilafah, sistem ekonomi diatur
berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah. Perekonomian yang
eksploitatif berbasis riba dan judi dihapuskan.
Perekonomian sektor riil berbasis halal haram
digalakkan. Alat pembayarannya dinar dan dirham
(mata uang berbasis emas dan perak). Kemudian
perekonomian diatur ke dalam tiga hukum kepemilikan,
yaitu kepemilikan individu, kepemilikan negara, dan
kepemilikan umum. Sedangkan setiap kebutuhan dasar
warga negara dijamin pemenuhannya melalui politik
ekonomi ekonomi yang adil. Inilah sistem ekonomi Islam
yang akan diterapkan Khilafah.
http://www.americanthinker.com/2007/04/the_muslim_mainstream_and_the.ht
ml
38 International Herald Tribune (24/06/2008), Poll: Majority of Indonesians
support establishing Islamic law
http://www.iht.com/articles/ap/2008/06/24/asia/AS-GEN-Indonesia-Islamic-
Law.php
15
Keruntuhan Barat dan ghirah umat menjadi
tanda Khilafah sebagai realita yang akan muncul
kembali. Harapan yang tidak saja berdasarkan kondisi
terkini (fakta empiris) tetapi juga berasal dari keimanan.
Rasulullah SAW bersabda “...Selanjutnya akan
datang suatu kekhalifahan yang berjalan di atas
manhaj kenabian” (H.R. Ahmad). Janji Allah SWT
pasti terwujud. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar